top of page
Syah Reza Aulia

Dua Pintu Koalisi Pemerintah Antara Jokowi dan Prabowo



Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi mengumumkan hasil pemilihan presiden 2024 yaitu menetapkan pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Capres dan Cawapres terpilih.


Meski masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi terkait gugatan yang diberikan oleh TIMNAS AMIN dan TPN Ganjar-Mahfud, tetapi kami ingin mengajak Teman Pengamat berpikir lebih jauh tentang koalisi Prabowo-Gibran nantinya dikarenakan gugatan-gugatan yang dilayangkan di Mahkamah Konstitusi tidaklah pernah merubah hasil pemilihan presiden mulai dari Pilpres 2004 hingga 2019.


Antara Jokowi dan Prabowo?


Saat ini ada dua figur besar dalam Koalisi Indonesia Maju yaitu Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih dan Joko Widodo yang memberikan putra sulungnya Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo.


Jokowi yang dianggap tidak ingin kehilangan pengaruhnya di pemerintahan Prabowo-Gibran, tentunya berupaya untuk menempatkan “pasukan” pada Kabinet Prabowo-Gibran dan di isukan akan mengambil Partai Golkar sebagai kendaraan politiknya. Prabowo harus mengantisipasi gerakan tersebut dengan memberikan perhatian lebih kepada Demokrat & PAN.


Prabowo Subianto Lebih Dekat dengan PAN & Demokrat?


Terdapat satu alasan besar mengapa Prabowo kemungkinan akan mementingkan PAN & Demokrat. Dua partai tersebut mendukung pencalonan Prabowo sejak 2014 hingga 2024,Sedangkan Golkar hanya mendukung Prabowo di pemilu 2014 dan 2024 kali ini. Melewati 3 Pemilu bersama tentunya bukan waktu yang pendek bagi Prabowo beserta PAN & Demokrat.


Dilansir dari Podcast Bocor Alus Tempo, Prabowo Subianto menilai selain Gerindra, Demokrat dan PAN adalah partai yang sangat masif dalam mengkampanyekan Prabowo-Gibran. Kemungkinan besar Prabowo Subianto akan memberikan kursi-kursi menteri strategis kepada Demokrat & PAN.


Lantas menjadi sebuah pertanyaan besar, Bagaimana dengan Golkar?


Partai Golkar yang saat ini dipimpin oleh Airlangga Hartarto dinilai tidak terlalu masif dalam mengkampanyekan Prabowo-Gibran di daerah-daerah sehingga diterpa isu Airlangga Hartarto akan digantikan pada Munas Golkar Desember nanti. Mulai dari Bahlil Lahadalia, Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang, Gibran Rakabuming dan Jokowi yang dinilai memiliki keinginan memimpin Golkar nantinya. Serta pasang surut hubungan Jokowi dengan Airlangga, Jokowi yang dipersepsikan memberikan izin kepada Bahlil Lahadalia dan Luhut Binsar Panjaitan untuk menganggu kursi ketua umum Airlangga.


Tetapi hal ini yang menjadi peluang besar bagi Prabowo Subianto untuk mendapatkan dukungan penuh partai Golkar saat jalannya pemerintahan, Melihat dari Munas-Munas Golkar sebelumnya Calon Ketua Umum yang didukung pemerintah maka akan keluar menjadi Ketua Umum Golkar. Prabowo dengan pemerintahannya dapat membantu Airlangga Hartarto untuk mempertahakan kursi Ketua Umum Golkar dan menjauhkan pengaruh Jokowi di partai-partai pemerintah nantinya.


Nah bagaimana menurut kami tentang partai non koalisi Prabowo-Gibran? ditunggu di artikel selanjutnya ya Teman Pengamat!


1 view0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page