Stroke dan Penyakit Jantung 2 Sebab Utama Kematian
"Sayangkan kalau ada yang kena stroke atau jantung, dua sebab kematian yang paling besar."
Berdasarkan data yang dirilis oleh WHO (World Health Organization) untuk tahun 2019, 5 penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah stroke, penyakit jantung iskemik, diabetes melitus, tuberkulosis, dan sirosis hati.
Sumber: WHO
Indonesia Masih Kekurangan Dokter
"Masalah kesehatan di Indonesia adalah kurangnya dokter. Kita kurang 140.000 dokter."
Di laman Sehat Negeriku, Menkes menjelaskan bahwa, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP) hanya berjumlah 1.485 orang. Jumlah ini, kata Menkes, masih jauh dari kebutuhan. Padahal, idealnya, 1 dokter jantung melayani 100.000 orang. Namun, saat ini, 1 dokter jantung harus melayani sebanyak 250.000 orang.
Dalam website DPR-RI Ketua Komisi X Syaiful Huda menyatakan bahwa berdasarkan standar WHO, jumlah ideal dokter adalah 1:1.000 penduduk. Dengan demikian, jumlah penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa, maka kebutuhan dokter di Indonesia mencapai 270.000. “Sementara berdasarkan data dari Kemenkes dokter eksisting berjumlah sekitar 140 ribu jiwa. Ini artinya ada kekurangan jumlah dokter sekitar 130.000 orang.”
Sumber: Kementrian Kesehatan
Indonesia Termasuk 10 Negara Dengan Angka Kematian Ibu Tertinggi
"Kita harus kurangi secara drastis angka kematian ibu yang kita termasuk 10 negara tertinggi angka kematian ibu pada saat melahirkan"
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan, dr. Lovely Daisy, M. K. M. pada 15 Desember 2023 mengungkapkan, berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, angka kematian ibu melahirkan mencapai 189 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut membuat Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di ASEAN dalam hal kematian ibu. Angka itu lebih tinggi daripada Malaysia, Brunei, Thailand dan Vietnam yang sudah di bawah 100 per 100.000 kelahiran hidup.
Sumber : Kompas.com
Banyak Rakyat Indonesia Berpenghasilan Rp 1 juta Perbulan
"Dua tidak ada perlengkapan yang memadai CT scan, PET scan, jarang ada di kabupaten."
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bahwa industri hulu alat kesehatan yang belum memadai menjadi salah satu faktor Indonesia belum mandiri. Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat 8 April 2022 menyampaikan belum memadainya industri hulu alat kesehatan membuat terbatasnya ketersediaan bahan baku dalam negeri. Selain itu, katanya, ekosistem investasi di bisnis alat kesehatan juga belum terbentuk. "Laboraturium uji alat kesehatan terbatas," ujarnya.
Sumber : Antara News
Comments