Kasus Orde Lama yang Terulang Kembali!
Pada tahun 1958 saat zaman Orde Lama, kejaksaan agung menahan seorang laki-laki yang mengaku sebagai Profesor Djokosutomo, M.A., yaitu pendiri Universitas Madjapahit di Kebayoran Lama, Jakarta. Beliau menganggap dirinya adalah guru besar di universitas tersebut. Saat jaksa memeriksa lebih lanjut, beliau mengaku sebagai lulusan sekolah rakyat. Ternyata, gelar belakang setelah namanya adalah “Marto Atmodjo”. Gelar palsu tersebut membuat 7.000 mahasiswa Universitas Madjapahit tertipu olehnya. Relevan dengan zaman sekarang, banyak cara yang digunakan untuk mendapatkan gelar Profesor. Salah satunya yaitu pintu belakang jalur akademik. Para dosen menggunakan jurnal predator untuk memenuhi syarat menjadi guru besar. Masalah ini tidak sengaja terungkap saat Kementerian Pendidikan menelisik sebelas dosen Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada pertengahan 2023 saat acara pengukuhan Profesor, diketahui mereka memanipulasi koresponden dengan penerbit jurnal dan memalsukan tanda tangan pejabat universitas tersebut.
Berpendidikan Tapi Mau yang Instan!
Para dosen yang melompati gelar atau jabatan dari lektor ke guru besar harus menulis minimal empat artikel di jurnal ilmiah bereputasi. Akan tetapi, syarat khusus ini masih banyak diacuhkan oleh beberapa diantara mereka. Masih ada yang mengirim karya ilmiahnya ke jurnal predator, mengajukan karya ilmiah dengan seenaknya karena tidak tercantum di situs resmi jurnal, dan masih banyak lagi kecurangan yang dilakukan. Hal ini sangat disayangkan karena tidak adanya kegigihan untuk melakukan tugas wajibnya. Mereka hanya mau melakukan kegiatan yang menurut mereka mudah. Rasanya seperti penipuan, percuma berpendidikan tinggi tapi membodohi!
Artikel Internasional Tapi Plagiasi
Masih ada beberapa dosen yang tidak melakukan pekerjaannya dengan baik dan jujur. Ada yang suka menyalin ulang dari artikel sebelumnya sehingga jelas terlihat bahwa artikel ini memiliki kesamaan persis dengan artikel sebelumnya. Sebagai contoh, Sufmi Dasco Ahmad, Kolega Bambang Soesatyo di DPR, mengajukan delapan tulisan karya ilmiah nya. Lima dari delapan karya ilmiah itu diterima untuk syarat promosi. Salah satu tulisan lainnya yang berjudul “Cybercrime in the Context of Criminal Defamation in Indonesia” ditandai karena terbit di situs web jurnal yang sudah mati permanen, yaitu jurnal Webology. Selain itu, artikel Dasco lainnya ada yang memiliki kesamaan dengan jurnal lainnya yang sudah tidak terpakai dua tahun lalu sebelum ia mendapatkan gelar profesor nya.
Sogok Publikasi Artikel Demi Reputasi
Pelanggaran lainnya untuk permohonan gelar guru besar adalah membayar biaya penerbitan kepada pihak jurnal supaya tulisan karya ilmiahnya diunggah. Tim penilai atau tim asesor yang bertugas untuk me-review ulang para pendaftar calon guru besar diperkirakan meminta sejumlah uang kepada para calon supaya permohonan diterima. Hal ini tidak patut dilakukan karena dapat membuat kebiasaan buruk dan akan turun temurun kepada rakyat. Apa bedanya dengan koruptor?
Kejujuran Adalah Harga Mati!
Dari pernyataan-pernyataan di atas, berbagai cara untuk mendapatkan gelar guru besar atau Profesor sangat salah. Ketidakjujuran yang dilakukan oleh para politikus dan dosen dapat mengecewakan dunia pendidikan dan rakyat. Dunia akan merasa malu jika petingginya mendapatkan gelar hanya sebatas gelar, tidak dengan latar belakang kehidupannya yang asli. Selain itu, masyarakat akan merasa dibohongi. Hal ini bisa saja akan terus berlanjut jika tidak dihentikan. Untuk mendapatkan gelar Profesor, setidaknya mereka menjadi dosen minimal 10 tahun, mempunyai ijazah doktor, dan menerbitkan karya ilmiah di jurnal internasional ternama sebagai penulis pertama. Kejujuran harus lah diutamakan karena dengan kejujuran, aktivitas lain akan mudah dijalankan.
Referensi:
Siregar, Alvin. (2024, July 14). Skandal Guru Besar Abal-Abal. Majalah Tempo.co. Retrieved July 18, 2024
BBC News Indonesia. (2024, July 11). Skandal Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat hanya ‘Puncak Gunung Es’. Retrieved July 18, 2024 from https://www.bbc.com/indonesia/articles/crgr7perzywo.amp
Tempodotco. (2024, July 12). Gila Gelar Skandal Guru Besar | Opini Tempo. YouTube https://m.youtube.com/watch?v=zeLPCghse70
Comentarios