top of page
Tubagus Pancar

Indonesia Emas Tanpa Pemerataan Pendidikan? Mimpi!



Mimpi VS Realita dalam Bayangan Indonesia Emas 2045


Indonesia Emas 2045, sebuah mimpi besar Indonesia yang selalu menjadi pembicaraan yang optimis bagi kalangan masyarakat. Pemerintah memproyeksikan Indonesia sebagai negara high income growth (pendapatan tinggi) dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan visi generasi emas ini. Dipoyeksikan bahwa Indonesia akan meraih pertumbuhan ekonomi sebanyak 5,7%, dengan PDB per kapita sebanyak $23.199, dan menjadi negara urutan ke-5 dalam tingkat PDB dunia. Namun, apakah realita kebijakan pemerintah dapat mewujudkan mimpi ini? Kenyataannya, terdapat potensi kegagalan dalam meraih mimpi ini dengan adanya ketidakmerataan dalam pencapaian pendidikan dalam kalangan masyarakat. Terdapat korelasi bagwa semakin merata pendidikan di kalangan masyarakat, semakin tinggi juga kesempatan kita untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.


Korelasi Pendidikan dan Pendapatan


Faktanya, terdapat korelasi antara tingkat pendidikan yang ditempuh masyarakat dan pendapatan yang diperoleh. Di Amerika Serikat, mayoritas lulusan SMA mendapatkan penghasilan di angka sekitar $34.000 per tahunnya, sedangkan lulusan pendidikan tinggi dan pascasarjana diperkirakan dapat menambah dua kali lipat pendapatannya, di angka $50.000 sampai $70.000 per tahunnya. Korelasi dari studi tersebut juga seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan per kapita dan membangun ekonomi di Indonesia. Jika pemerintah dan sebagian golongan masyarakat tidak menyadari korelasi ini, mimpi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang merata akan sulit untuk dicapai.


Pendidikan Kita Masih Semrawut!


Dengan adanya korelasi ini, jika kita melihat kenyataan yang terjadi di masyarakat, Indonesia masih jauh dari kata merata. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), masyarakat Indonesia yang berhasil meyelesaikan pendidikan tinggi hanya di angka 10,15%. Berbagai kebijakan pemerintah, pola pikir masyarakat, dan hambatan ekonomi dapat menjadi alasan mengapa peristiwa ini terjadi. Fokus pemerintah seharusnya adalah untuk meratakan pencapaian pendidikan masyarakat untuk meraih jenjang pendidikan tinggi. Hal ini juga selaras dengan mimpi undang-undang dasar yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.


Menciptakan Kultur Inovasi di Indonesia


Kebijakan pemerintah dalam pemerataan berpengaruh besar dalam kultur edukasi Indonesia. Harus adanya pembangunan kultur yang membuat masyarakat sadar bahwa jika negara mau berkembang, pemerataan pendidikan tinggi juga harus meningkat di seluruh daerah Indonesia. 'Culture of Innovation' atau kultur inovasi, yang didefinisikan oleh Joel Mokyr, seorang ekonomis barat, sebagai kultur dimana seluruh masyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan perkembangan untuk meraih lompatan pertumbuhan ekonomi, harus menjadi panduan pemerintah untuk membuat kebijakan. Jika pemerintah masih menaruh landasan kebijakan pendidikan tinggi sebagai kebutuhan opsional, apakah mungkin mimpi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud?


Pendidikan Tinggi itu Harga Mati!


Peristiwa inilah yang mungkin menjadi sebab mengapa banyak lapisan dari masyarakat yang kontra dengan pernyataan pejabat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) mengenai pendidikan tinggi yang dianggap opsional dan tersier. Indonesia memiliki cita-cita emas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Mimpi ini bisa terwujud jika ada desakan dari pemerintah agar seluruh lapisan masyarakat seharusnya diwajibkan untuk menempuh pendidikan tinggi pun dengan biaya murah, bukannya menyampaikan pernyataan tidak etis seolah-olah pendidikan tinggi hanya untuk kalangan elit (have) dan bukan kalangan bawah (have not).


 

Referensi:






3 views0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page