Miris! Banyak Pelajar Tak Bisa Baca Tulis
Pendidikan di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Bukan hanya rendah minat baca, banyak dilaporkan pelajar tingkat atas yang kedapatan tak bisa baca dan tulis.
Kondisi ini diperparah akibat pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19 yang dinilai kurang efektif. Selain itu, peraturan wajib meluluskan siswa tanpa mencapai standar berakibat pada kompetensi literasi para pelajar makin jauh dari harapan.
1:1000 Orang Indonesia yang Membaca
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia berada di angka 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang gemar dan aktif membaca. Di dunia, Indonesia menempati peringkat ke-100 dengan literasi mencapai 95,44%. Peringkat ini masih kalah bila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Penyebab rendahnya minat baca beragam, mulai dari kualitas pendidikan yang masih jauh tertinggal, permasalahan struktural seperti kemiskinan, hingga menurunnya minat baca para pelajar saat ini.
Kurikulum Merdeka, Jadi Solusi atau Perparah Situasi?
Kurikulum merdeka yang dirancang lebih fleksibel, menekankan materi esensial, dan pengembangan karakter siswa sebagai upaya pemulihan pasca pandemi Covid-19 nyatanya belum dapat direalisasikan dengan baik.
Memang, para pendidik tak lagi repot mengurus segudang administrasi dan diberi kebebasan untuk menggunakan perangkat teknologi sebagai penunjang proses pembelajaran. Masalahnya, masih banyak pendidik yang masih gagap teknologi. Terlebih lagi dengan kondisi berbagai daerah yang belum terjamah akses internet.
Di sisi lain, kemudahan mengakses informasi di internet justru menjadi sebab kemampuan literasi siswa semakin rendah. Mereka lebih tertarik membaca informasi yang singkat dan ramai dibicarakan, kemudian menyerapnya tanpa memakai akal. Akibatnya rawan terjebak pada berita bohong, bias informasi, dan mengerdilkan daya kritis dan logisnya.
Jangan Jadikan Indonesia Emas 2045 Wacana Semata
Gagasan Indonesia Emas 2045 merupakan mimpi besar sehingga dibutuhkan penguatan sumber daya demi mewujudkannya. Namun melihat kondisi pendidikan saat ini, rasanya miris.
Anak-anak muda Indonesia sebagai ujung tombak penerus harapan bangsa, nyatanya belum memenuhi standar kompetensi. Kita harus benahi, dengan tingkatkan kualitas mutu pendidikan. Jangan sampai visi besar ini hanya menjadi wacana semata.
Referensi:
Muncul Fenomena Siswa Gagap Jawab Soal Pengetahuan Umum, Ini Kata Pakar Unesa. (2024, Oct 9). Detik.com. Retrieved December 9, 2024 from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7579464/muncul-fenomena-siswa-gagap-jawab-soal-pengetahuan-umum-ini-kata-pakar-unesa
10 Negara dengan Literasi Terendah di Dunia, Indonesia Posisi Berapa?. (2024, July 16). Detik.com. Retrieved December 9, 2024 from https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7441771/10-negara-dengan-literasi-terendah-di-dunia-indonesia-posisi-berapa
Miris! Banyak Siswa SMP di Pangandaran Tak Bisa Menulis-Membaca. (2023, Aug 4). Detik.com. Retrieved December 10, 2024 fromhttps://www.detik.com/jabar/berita/d-6858206/miris-banyak-siswa-smp-di-pangandaran-tak-bisa-menulis-membaca
Viral Puluhan Siswa SMP Belum Bisa Baca, Pengamat: Kurikulum Belum Sesuai Harapan. (2024, Aug 6). Kompas.com. Retrieved December 10, 2024 from https://www.kompas.com/edu/read/2024/08/06/153732071/viral-puluhan-siswa-smp-belum-bisa-baca-pengamat-kurikulum-belum-sesuai
5 Faktor Penyebab Literasi di Indonesia Rendah dan Upaya Meningkatkannya. (2023, Sep 8). Kompas.com Retrieved December 10, 2024 from https://www.kompas.com/edu/read/2023/09/08/175738871/5-faktor-penyebab-literasi-di-indonesia-rendah-dan-upaya-meningkatkannya?page=all
Berbagai Kurikulum yang Pernah di Terapkan di Indonesia. (2022, Sep 20). Kemdikbud.go.id. Retrieved December 10, 2024 from https://itjen.kemdikbud.go.id/web/berbagai-kurikulum-yang-pernah-diterapkan-di-indonesia/
Comments