top of page
Thoriq Nasution

Meritokrasi Di Indonesia



Konsep meritokrasi di Indonesia telah menjadi subjek perdebatan dan kajian yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Konsep meritokrasi, yang menekankan alokasi peluang dan penghargaan berdasarkan kemampuan dan prestasi individu, telah menjadi isu mendasar dalam berbagai aspek masyarakat Indonesia. Ketidaksetaraan pendapatan dan mobilitas sosial memiliki dampak signifikan terhadap keyakinan terhadap meritokrasi di kalangan masyarakat Indonesia.Maraknya penggunaan “orang dalam” di berbagai aspek juga menjadi masalah yang signifikan.


Definisi Meritokrasi


Meritokrasi, sebuah konsep yang dibahas dalam bidang pendidikan, sosiologi, dan ilmu politik, berasal dari istilah yang diciptakan oleh Michael Young dalam "The Rise of the Meritocracy." Konsep ini menekankan kesuksesan individu berdasarkan bakat dan usaha daripada faktor-faktor seperti kekayaan. Dilihat sebagai ideal abstrak dalam masyarakat, keterkaitan meritokrasi dengan pendidikan sejalan dengan prinsip-prinsip untuk pembaharuan sipil yang adil. Namun, terdapat perdebatan mengenai kompatibilitas meritokrasi dengan pendidikan, mengingat pemahaman yang umum.


Kurangnya Meritokrasi di Indonesia


Kurangnya meritokrasi di Indonesia menjadi tantangan serius, terutama dalam sistem pendidikan, tata kelola, dan pendidikan agama. Tingkat korupsi yang tinggi merasuki berbagai sektor, termasuk pendidikan, menyebabkan krisis dengan kurangnya pendidikan berkualitas, akses yang tidak merata, dan perbaikan fasilitas yang lambat. Manifestasinya terlihat dalam intoleransi, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan kemerosotan moral. Rendahnya kualitas pendidikan tercermin dalam kurangnya dorongan bersaing di antara lulusan, menciptakan citra pendidikan yang suram dengan motivasi rendah pada siswa. Masalah ini terus menjadi keprihatinan utama, dengan disparitas tujuan pendidikan, dampak korupsi, dan peran ganda pendidikan sebagai kontributor utama.


Dampak Meritokrasi di Indonesia


Meritokrasi di Indonesia menjadi fokus penting terkait pandangan terhadap keadilan sosial, kesempatan yang sama, dan mobilitas sosial. Informasi tentang ketidaksetaraan pendapatan dan mobilitas sosial memengaruhi pandangan terhadap meritokrasi secara kompleks. Meskipun sistem merit menjadi subjek kajian akademis, penelitian kritis diperlukan untuk mengakui potensi melegitimasi ketidaksetaraan sosial dan menyoroti kompleksitas serta dampaknya terhadap keyakinan dan perilaku individu.


Hubungan rumit antara meritokrasi dan ketidaksetaraan menjadi fokus penelitian, dengan persepsi terhadap ketidaksetaraan ekonomi memengaruhi keyakinan terhadap meritokrasi. Eksplorasi peran meritokrasi dalam pendidikan menunjukkan potensi sebagai kekuatan pemerata dan jalur mobilitas ke atas, memengaruhi aspirasi siswa.


Pemahaman mendalam tentang meritokrasi dalam konteks Indonesia menjadi kunci untuk membimbing kebijakan yang mendorong keadilan dan kesempatan yang setara. Keyakinan terhadap meritokrasi secara signifikan membentuk pandangan terhadap ketidaksetaraan, mobilitas sosial, dan distribusi sumber daya, sehingga pemahaman yang komprehensif menjadi dasar untuk membentuk masyarakat yang berakar pada prinsip keadilan dan kesetaraan.


 

Referensi:


  • Auliya, S. and Wulandari, N. (2021). The impact of mobility patterns on the spread of the covid-19 in indonesia. Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 7(1), 31. https://doi.org/10.20473/jisebi.7.1.31-41



  • Darnon, C., Smeding, A., & Redersdorff, S. (2017). Belief in school meritocracy as an ideological barrier to the promotion of equality. European Journal of Social Psychology, 48(4), 523-534. https://doi.org/10.1002/ejsp.2347


  • Eddyono, S. (2019). The intertwining of educational dualism in post-new order indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 22(2), 158. https://doi.org/10.22146/jsp.38020



1 view0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page