Pernyataan Kontroversial Prabowo
Prabowo Subianto terang-terangan menyatakan akan menjadikan Indonesia sebagai negara Muslim dan kekuatan dunia jika terpilih menjadi Presiden RI. Hal itu ia ungkapkan dalam wawancara eksklusif dengan Newsweek, media asal Amerika Serikat, yang bertajuk “Exclusive: The Ex-General Who Plans To Make the Largest Muslim Nation a World Power”. Media Amerika Serikat tersebut mengatakan Prabowo menilai dirinya sebagai sosok pengantar era baru Indonesia, yang terkenal sebagai negara non-blok di tengah krisis yang mendalam di tatanan Internasional.
Pernyataan Prabowo Subianto itulah yang memicu kontroversi dan perdebatan publik yang cukup masif. Ambiguitas makna dalam kalimat yang digunakan memunculkan berbagai tafsir dan kekhawatiran di masyarakat.
Bertentangan Dengan Nilai-Nilai Luhur Bangsa
Kalimat menjadikan Indonesia “negara Muslim terkuat dunia” memiliki makna yang luas. Apakah yang dimaksud adalah negara yang kuat secara ekonomi, politik, militer dengan mayoritas penduduk Muslim? atau justru negara yang menerapkan syariat Islam secara ketat? Jika yang dimaksud adalah yang kedua, hal ini jelas bertentangan dengan prinsip negara kesatuan berdasarkan ideologi Pancasila yang menjamin keberagaman dan kebebasan beragama di negeri ini dan UUD 1945, yang dapat menimbulkan keresahan dan perpecahan di tengah masyarakat Indonesia yang plural dan beragam.
Mengancam Kebhinekaan Indonesia
Sebagai salah satu negara berpenduduk Muslim terbesar, Indonesia tentu bisa menjadi kekuatan dunia dalam arti sebagai negara yang makmur, aman, dan disegani. Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara Muslim yang demokratis dan menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman. Namun, jika dikaitkan dengan narasi “negara Muslim terkuat” yang sarat nuansa menerapkan hukum Islam, tentu hal ini akan menimbulkan kekhawatiran di kalangan non-Muslim dan dapat berdampak pada identitas negara Indonesia dan keunikannya yang akan hilang.
Indonesia akan dipandang sebagai negara yang represif, tidak toleran, dan mengingkari kebhinekaan. Bahkan, hal ini bisa menjadi langkah mundur bagi kemajuan bangsa Indonesia yang selalu menjunjung tinggi prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
Berpotensi Memecah Belah Persatuan Bangsa
Mengutip pepatah lama, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”. Itulah yang akan terjadi akibat penggunaan istilah “negara Muslim terkuat dunia” yang membuka ruang penafsiran yang sangat luas sehingga berpotensi memecah belah bangsa. Apalagi di negara Indonesia terdapat banyak penganut agama seperti Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, serta aliran kepercayaan lainnya. Tentunya hal tersebut akan berdampak pada keutuhan dan masa depan NKRI yang terancam karena akan memicu kemarahan dan menimbulkan perpecahan, melahirkan diskriminasi, ketidakadilan, serta keresahan di kalangan masyarakat Indonesia yang heterogen.
Lalu, Bagaimana Seharusnya?
Mengingat dampak kontroversialnya, pernyataan Prabowo tersebut patut dijadikan pelajaran berharga bagi seluruh pihak. Masyarakat Indonesia tentu menantikan penjelasan lebih lanjut dari Prabowo terkait pernyataannya yang kontroversial tersebut. Sebagai pemimpin bangsa, ia seharusnya mampu meluruskan pernyataannya agar tidak memicu keresahan dan perpecahan di tengah masyarakat. Sudah selayaknya seorang pemimpin dapat menggunakan bahasa yang bijak, tidak ambigu, dan menghargai kebhinekaan sebagai kekuatan utama NKRI.
Referensi:
Prabowo Blak-blakan ke Media Asing Mau Bikin RI Jadi Kekuatan Dunia. (2024, Jan 16). CNN Indonesia. Retrieved May 1, 2024 from https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240126053329-106-1054524/prabowo-blak-blakan-ke-media-asing-mau-bikin-ri-jadi-kekuatan-dunia
5 Hal akan Terjadi Jika Indonesia Menjadi Negara Muslim. (2022, April 26). VIVA.co.id. Retrieved May 1, 2024 from https://www.viva.co.id/edukasi/1470391-5-hal-akan-terjadi-jika-indonesia-menjadi-negara-muslim
Commentaires