top of page
Azzam

Re-Branding “Gemoy” Antarkan Prabowo Ke Istana?



Terlepas dari berbagai kontroversi yang terjadi saat “pesta rakyat” Pemilu 2024. Kontestasi Pemilu 2024 memunculkan berbagai hal yang menjadi top of mind dalam benak masyarakat. Prabowo Subianto sebagai salah satu calon terkuat (dalam berbagai survei menang) pun mempunyai kata yang melekat dengan dirinya di Pemilu 2024 kali ini.


“GEMOY” sebuah kata gaul ala Gen Z, muncul menjadi salah satu “senjata” bagi Prabowo dan menjadi paling populer dibanding kosakata lain seperti Samsul, Slepet, Desak, Tabrak, Cawe-cawe, hingga Sat Set.


Apa Arti “Gemoy”?


“Gemoy” tidaklah terkandung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) melainkan sebuah plesetan dari kata “Gemas”. “Gemas” dalam KBBI edisi V mempunyai dua definisi, yakni sangat jengkel (marah) dalam hati dan sangat suka (cinta) bercampur jengkel. Namun, dalam kontestasi pilpres 2024 konteks “Gemoy” diartikan sebagai ungkapan gemas yang positif. Oleh karena itu, “Gemoy” acap kali digunakan untuk hal yang lucu dan menggemaskan.


“Happy aja” ungkap Prabowo dalam sebuah podcast paling terkenal di tanah air untuk menanggapi mengapa ia berjoget.


Prabowo Patahkan Branding Masa Lalunya


Prabowo dikenal sebagai sosok militer yang garang dan berwibawa, terlebih ia adalah seorang Purnawirawan berpangkat Letnan Jenderal. Dalam tiga kali kontestasi yang ia ikuti, ketiganya terlihat monoton dengan branding yang tidak dekat dengan masyarakat. Tahun 2004, ketika berpasangan dengan Megawati, Prabowo lekat dengan gaya militeristiknya. Kemudian di tahun 2014 dan 2019, Prabowo juga tidak menghilangkan karakter tersebut.


Branding militernya dinilai beberapa pengamat bukanlah menjadi daya tarik masyarakat Indonesia yang sudah kenyang dengan kisah-kisah peperangan yang hebat meskipun terlihat sangat heroik. Belum lagi cerita kelam masa lalunya yang lekat dengan pelanggaran HAM.


“Gemoy” seakan-akan menjadi tameng dalam menepis sentimen-sentimen negatif untuk Prabowo. Strategi gaya berpolitik tersebut nyatanya berhasil mencuri atensi publik dalam pilpres lalu khususnya pemilih muda.


Prabowo Menjadi Lebih Family Friendly?


Family Friendly berarti ramah keluarga atau ramah untuk semua orang dan tidak menyeramkan. Lihatlah betapa tersebar ribuan atau bahkan jutaan alat peraga kampanye (APK) diseluruh jalanan di Indonesia yang bergambarkan Prabowo-Gibran dalam animasi kartun yang menggemaskan. Hal “gemoy” tersebutlah yang mengubah benak masyarakat dari Prabowo yang tegas menjadi lebih kalem dan lucu.


Branding “Gemoy” Prabowo bahkan dibuat menjadi sebuah buku setebal 149 halaman yang berjudul Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda pada Prabowo-Gibran. Tim Kampanye Nasional (TPN) Prabowo-Gibran mengklaim bahwa slogan tersebut membuktikan keberpihakan Prabowo-Gibran pada nasib anak muda dengan menyongsong Indonesia Emas 2045. Istilah “gemoy” pada akhirnya memiliki arti tersendiri bagi jajaran TKN Prabowo-Gibran, yakni rekonsiliasi, keberlanjutan, dan Astacita.


Joget “Gemoy”, Kampanye Terselubung yang Dongkrak Suara


Strategi ”gemoy” merupakan sebuah cara untuk memantik perhatian dari publik, khususnya generasi muda atau pemilih muda. Setelah atensi tersebut menjadi pemantik, barulah TPN Prabowo-Gibran menyuntikkan hal-hal yang lebih substansial, seperti visi, misi, dan program dari pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju tersebut.


Joget “Gemoy” menjadi sangat terkenal imbas dari banyaknya generasi muda yang lihai bermain gawai. Melalui Tiktok hingga Instagram “kampanye gemoy” tersebut merajai For Your Page (FYP) di banyak gawai generasi muda yang kemudian mengunggah ulang atau bahkan berkreasi dengan kontennya. “Kampanye Gemoy” juga menjadi alternatif untuk “kampanye makan siang” yang targetnya adalah orang dewasa yang mempunyai anak karena sub targetnya adalah anak-anak sekolah.


Sorotan Media Asing Terhadap “Gemoy”


Perubahan sosok militer yang berwibawa dan tegas menjadi “Gemoy” pun menarik perhatian media asing. The Guardian dalam sebuah artikel yang berjudul From torture allegations to 'harmless grandpa': the rebranding of Indonesia's Prabowo. Mengungkap perubahan Prabowo yang mempunyai masa lalu kelam.


"Dia adalah mantan jenderal yang dipecat dari militer di tengah tuduhan terlibat dalam penculikan dan penyiksaan. Namun saat ini, Prabowo Subianto, kandidat terdepan dalam pemilu mendatang, menampilkan citra yang sangat berbeda: seorang kakek yang lucu dengan gerakan tarian yang canggung dan sisi yang lebih lembut," tulis laporan The Guardian.


Laporan tersebut merujuk pada masa lalu Prabowo, meskipun belum terdapat bukti-bukti konkrit yang membuat ia dihukum.


Bagaimana menurut teman pengamat? Apakah “strategi perang” tersebut berhasil? Atau bahkan teman pengamat ada yang menjadi korban “gemoy” dalam menentukan pilihan?

2 views0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page