top of page
Ashila Anja Altafa

Reshuffle Kabinet Indonesia Maju: Akomodasi Kepentingan Politik atau Pendongkrak Kinerja?



Wajah-Wajah Baru Mengisi Kabinet Indonesia Maju


Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle pada Kabinet Indonesia Maju. Total satu menteri, lima wakil menteri (wamen), dan dua anggota Dewan Pertimbangan Presiden (wantimpres) menjadi perubahan baru terhadap kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.


Nama-nama baru yang akan mengisi Kabinet Indonesia Maju adalah Budi Arie Setiadi sebagai Menkominfo, Nezar Patria sebagai Wamenkominfo, Saiful Dasuki sebagai Wamen Agama, Paiman Raharjo sebagai Wamen Desa PDTT, Rosan Roeslani sebagai Wamen BUMN, dan Pahala Mansury sebagai Wamen Luar Negeri. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga melantik dua anggota Dewan Pertimbangan Presiden, yaitu Djan Faridz dan Gandi Sulistiyanto S.


Dobrakan di Kemenkominfo Menjadi Fokus Jokowi


Alasan Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Arie yang berasal dari kalangan non-parpol sebagai Menkominfo dikarenakan dibutuhkannya percepatan kinerja mempertimbangkan singkatnya waktu yang tersisa untuk menyelesaikan proyek pengadaan tower BTS 4G.


Pada saat yang sama, penunjukan Nezar Patria sebagai Wakil Menkominfo ditujukan untuk mengakomodasi perubahan sektor teknologi informasi dan komunikasi dunia, terutama terkait artificial intelligence, satelit, dan frekuensi.


Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa latar belakang Nezar Patria sebagai pimpinan redaksi di media, Dewan Pers, dan Badan Usaha Milik Negara akan membantu Budi Arie dalam mengakselerasi penuntasan proyek-proyek Kemenkominfo.


Akselerasi Performa atau Politik Balas Budi?


Meskipun sebagian anggota-anggota baru Kabinet Indonesia Maju berasal dari kalangan non-parpol, mereka telah menunjukkan dukungan terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo sejak beberapa tahun belakangan.


Wamen BUMN yang baru, Rosan Roeslani, merupakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) selama periode 2015-2021 dan menjelang Pilpres 2019 silam, menyampaikan bahwa dia dan jajaran KADIN lainnya akan mendukung Presiden Joko Widodo hingga 2024.


Sementara itu, Menkominfo Budi Arie merupakan Ketua Umum Relawan Projo serta sempat menjabat sebagai Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta dan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.


Mengetahui hal tersebut, perlu dipertanyakan seberapa besar keputusan reshuffle saat ini didasari pertimbangan politik balas budi dan tidak hanya upaya mendongkrak kinerja pemerintahan semata.


Pakar Menilai Negatif Keputusan Reshuffle Kabinet


Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Aisah Putri Budiarti, menilai bahwa pelantikan Budi Arie merupakan politik balas budi ala Presiden Joko Widodo. Menurutnya, memasukkan Budi Arie ke dalam kabinet memungkinkan Presiden Joko Widodo untuk mengkonsolidasikan dukungan menjelang Pilpres 2024 dan memasukkan loyalis ke dalam pemerintahan.


Serupa dengan hal tersebut, Ketua Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi menjelaskan bahwa reshuffle kabinet terkini merupakan sebuah upaya untuk melindungi kepentingan Presiden Joko Widodo dan memperkuat jaringan pendukung non-partai politik untuk melindungi peninggalannya setelah Pilpres 2024.


Dengan begitu, dominasi tokoh non-partai politik yang mendominasi reshuffle terkini tidak serta merta mengindikasikan masuknya tokoh profesional dalam kabinet, namun dapat disinyalir sebagai pintu masuk loyalis Presiden Joko Widodo dan konsolidasi politik untuk menyambut kontestasi politik pada tahun 2024 mendatang.


 

Referensi:









1 view0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page