top of page
Yudhistira

Saudi Vision 2030: Apakah sebagai Langkah Arab Saudi untuk Meninggalkan Minyak?



Apa itu Saudi Vision 2030?


Saudi Vision 2030 merupakan kerangka strategi Arab Saudi yang diresmikan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) pada tahun 2016 dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada minyak sebagai sumber pemasukan utama dan mengangkat visi menjadikan Arab Saudi sebagai jantung dunia Arab dan Islam, pusat investasi, dan penghubung antara tiga benua.


Mohammed bin Salman Resmikan The New Murabba Project


Salah satu proyek yang menjadi bagian dari Saudi Vision 2030 yang baru saja diresmikan beberapa bulan yang lalu oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) adalah The New Murabba project yang merupakan sebuah program membangun kota modern di Riyadh dengan konsep berkelanjutan yang menampilkan area hijau dan jalur pedestrian serta ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mempromosikan gaya hidup yang sehat, aktif, dan komunal.


Sejak diumumkan pada bulan Februari 2023, proyek ini didaulat sebagai proyek pembangunan pusat kota terbesar di dunia serta diperkirakan akan menyumbang nilai ekonomi sebesar 48 miliar USD dan membuka 334.000 lapangan pekerjaan pada tahun 2030.


Target Ambisius Saudi Vision 2030


Untuk merealisasikan visi tersebut, Saudi Vision 2030 telah menetapkan beberapa target utama:


  1. Meningkatkan angka harapan hidup dari 74 tahun menjadi 80 tahun.

  2. Meningkatkan kontribusi non migas terhadap PDB dari 16% menjadi 50%.

  3. Meningkatkan kontribusi perempuan dalam dunia kerja dari 22% menjadi 30%.

  4. Mengurangi tingkat pengangguran dari 11,6% menjadi 7%.


Meningkatkan peringkat Government Effectiveness dari 80 menjadi 20.


Ramuan Jitu Kebijakan Saudi Vision 2030


Lebih lanjut, Saudi Vision 2030 telah mengusung tiga tema kebijakan utama, diantaranya:


  1. Vibrant Society, yaitu pengembangan masyarakat dan agama Islam, antara lain dengan meningkatkan jumlah jamaah umrah, mendirikan museum Islam terbesar di dunia, dan mendorong gaya hidup sehat.

  2. Thriving Economy, yaitu melakukan diversifikasi ekonomi dari minyak dan menciptakan kesempatan pekerjaan, antara lain dengan mengembangkan industri terbelakang, memodernisasi standar pendidikan, dan melakukan privatisasi badan usaha negara.


Ambitious Nation, yaitu berfokus pada pengembangan akuntabilitas dan efektivitas pemerintahan, antara lain dengan mengembangkan standar pemerintahan serta melakukan pelatihan bagi birokrasi.


Proyek Megakolosal Saudi Vision 2030


Selain itu, Saudi Vision 2030 telah merencanakan pembangunan beberapa proyek besar bernilai miliaran dolar, antara lain:


  1. NEOM, yaitu sebuah wilayah urban senilai kurang lebih USD 500 miliar yang akan mencakup 14 sektor usaha, seperti manufaktur, teknologi, dan energi. Proyek NEOM ditargetkan akan mulai berfungsi pada tahun 2024 serta menjadi sentra talenta dan konektivitas global.

  2. The Red Sea, yaitu sebuah proyek turisme mewah senilai kurang lebih USD 20 miliar yang akan terdiri atas hotel, wahana hiburan, dan cagar kebudayaan. The Red Sea bertujuan untuk menggenjot sektor pariwisata yang ada di Arab Saudi.


Middle East Green Initiative, yaitu kolaborasi swasta dan pemerintah senilai kurang lebih USD 10,39 miliar untuk menghadapi perubahan iklim dan diperkirakan akan mengurangi 200 juta ton emisi karbon serta menanamkan investasi hidrogen hijau senilai 5 miliar USD.


Bagaimana Progres Saudi Vision 2030 Saat Ini?


Sejauh ini, Arab Saudi telah mengimplementasikan beberapa kebijakan untuk memfasilitasi kelancaran Saudi Vision 2030.


Pada tahun 2019, Pemerintah Arab Saudi telah menjual saham perusahaan minyak Saudi Aramco ke publik yang meraup keuntungan sebesar 25,6 miliar USD. Hal tersebut disinyalir sebagai komitmen Arab Saudi untuk mencari alternatif selain dari minyak sebagai pemasukan utama negara tersebut.


Pada saat yang sama, Pemerintah Arab Saudi juga telah memberlakukan reformasi sosial yang progresif, seperti mencabut larangan mengemudi bagi perempuan, membatasi wewenang polisi syariah, dan membolehkan perempuan untuk bepergian ke luar negeri tanpa izin pendamping pria.


Skeptisisme dan Kritik Terhadap Saudi Vision 2030


Kendati demikian, beberapa skeptisisme dan kritik telah mencuat mengenai kemampuan Arab Saudi untuk menuntaskan Saudi Vision 2030, diantaranya:


  1. Performa negatif sektor swasta Arab Saudi, seperti perusahaan-perusahaan Bin Laden Group dan Saudi Oger meragukan kemampuan sektor swasta untuk memotori pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam Saudi Vision 2030.

  2. Megaproyek terdahulu yang dilakukan Arab Saudi, seperti King Abdullah Financial District gagal mencapai target dan telah merelokasikan anggaran senilai 8,3 miliar USD dari dana pensiun publik Arab Saudi.


Manuver politik terdahulu Mohammed bin Salman yang menargetkan rival-rival politik telah memunculkan keraguan bagi investor asing untuk menanamkan modal.


Lalu, Bagaimana Prospek Saudi Vision 2030 Kedepannya?


Beberapa tahun kebelakang, Saudi Vision 2030 telah menambahkan beberapa area prioritas dan proyek-proyek baru, seperti transformasi sektor kesehatan, proyek Saudi Green Initiative, dan proyek pembangunan wilayah urban NEOM.


Kedepannya, firma konsultasi PWC telah memperkirakan bahwa sepanjang tahun 2030, Saudi Vision 2030 akan menciptakan kemajuan di sektor transformasi digital, transisi energi, pertumbuhan penduduk, dan pembangunan sumber daya manusia.


Dengan begitu, walaupun Saudi Vision 2030 tidak serta merta menjamin substitusi penuh minyak sebagai sumber Arab Saudi, Saudi Vision 2030 dipastikan akan menciptakan landasan kemajuan ekonomi berkelanjutan bagi Arab Saudi.


 

Referensi:








10 views0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page