Bukan Sekadar Boneka Anak-Anak
Telah berusia lebih dari setengah abad, Boneka Barbie pertama kali dirilis pada tahun 1959 dan masih eksis serta bertahan hingga saat ini.
Bertahannya kegemaran masyarakat terhadap boneka yang serba pink tersebut, tercerminkan pada tingginya antusiasme masyarakat terhadap Barbie The Movie.
Padahal, Barbie sebelumnya hanya ditujukan pada anak-anak berusia 3-12 tahun. Namun, mainan yang berasal dari Amerika Serikat tersebut, berhasil memperluas target pasarnya untuk mencakup Gen Z serta kalangan millenial. Hal tersebut sukses dilakukan karena Barbie The Movie menggunakan sebuah jurus jitu, yaitu mengangkat perasaan nostalgia dari para konsumennyaterhadap Barbie.
Kesuksesan Marketing dari Barbie dengan Mengangkat Perasaan Nostalgia
Dalam dunia marketing, perasaan nostalgia kerap menjadi emosi yang dapat diandalkan untuk membangun kepercayaan serta pandangan positif terhadap sebuah merek, tanpa terkecuali Barbie.
Berdasarkan survei yang dilakukan GlobalWebIndex sebagai sebuah perusahaan riset pasar mengungkapkan bahwa media berperan besar dalam menciptakan rasa nostalgia pada gen Z sebesar 50% dan millenial sebesar 47%. Selain itu, dalam hasil survei tersebut menunjukan bahwa 70% responden setuju bahwa film menjadi pemicu nomor satu mengenai perasaan nostalgia.
Hal tersebut menjadi sebuah validasi terhadap film Barbie yang memiliki potensi pemasaran sangat tinggi dan dapat dengan mudahnya menjadi hits saat tanggal penayangannya.
Inovasi dalam Promosi yang Menarik dan Beragam
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, beberapa strategi pemasaran yang digunakan Barbie The Movie adalah:
Barbie Selfie Generator
Pada bulan April, Instagram Barbie The Movie dan para aktornya memposting foto mereka dengan sebuah template poster yang sangat ikonik. Dalam sekejap, media sosial sudah dipenuhi oleh pengguna yang mengunggah foto mereka menggunakan template tersebut.
Barbie dengan Warna Ikoniknya
Semua orang akan langsung tahu bahwa itu Barbie dengan hanya satu warna saja, yaitu warna pink! Dari situ, timbullah tren berpakaian Barbiecore yang didominasi dengan warna merah muda. Selain itu, maraknya papan iklan di luar negeri yang hanya berisikan warna merah muda beserta tanggal tayang film semakin memperkuat presensi Barbie di benak masyarakat.
Kolaborasi dengan Berbagai Merek
Berkat dari popularitas yang dimiliki, ada begitu banyak merek yang melakukan kolaborasi dengan Barbie. Mulai dari merek pakaian, mainan, makanan, mebel, kecantikan, dan masih banyak lagi. Dengan begitu, mendorong Barbie muncul di keseharian berbagai kelompok masyarakat.
Walaupun begitu, di tengah gegap gempita Barbie The Movie ternyata pemutaran film ini menuai kontroversi yang cukup panas di kawasan Asia.
Kontroversi 9 Garis Putus Cina
Pada salah satu adegan di cuplikan Barbie The Movie, sempat ditunjukkan sebuah peta Real World yang menuai kontroversi. Hal ini dikarenakan terdapat 8 garis putus di sebelah gambar benua Asia yang seakan-akan menjadi representasi atas 9 garis putus Cina.
9 garis putus Cina merupakan wilayah Laut Cina Selatan seluas 2 juta km persegi yang 90% diklaim secara sepihak oleh Cina sebagai hak maritim historisnya. Garis ini dibuat tanpa melalui konvensi hukum laut PBB atau UNCLOS. Hal inilah yang menyebabkan sengketa wilayah perairan bagi negara Vietnam, Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam.
Nasib Film Barbie di 2 Negara Asia
Imbas permasalahan ini, Barbie The Movie dilarang tayang di Vietnam. Bahkan, Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam telah mencabut lisensi film tersebut pada Senin, 3 Juli 2023 dikarenakan berisikan gambar 9 garis putus-putus yang menyinggung.
Berbeda dengan Vietnam, Filipina mengatakan akan mengizinkan Barbie The Movie untuk diputarkarena meyakini bahwa peta tersebut menggambarkan rute perjalanan khayalan Barbie dari Barbie Land ke “Real World”. Meskipun begitu, Pemerintah Filipina tetap meminta gambar peta kontroversial tersebut dikaburkan.
Direspon Langsung oleh Warner Bross
Warner Bross akhirnya menanggapi gambar peta tersebut setelah Vietnam melarang penayangan Barbie The Movie dan menjelaskan bahwa garis putus-putus pada peta tidak dimaksudkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu.
Menurutnya, peta tersebut hanya gambar corat-coret dari anak-anak yang dibuat dengan krayon. Corat-coret itu menggambarkan perjalanan khayalan Barbie dari Barbie Land ke dunia nyata dan tidak dimaksudkan untuk membuat pernyataan apa pun.
Referensi:
Bhayu, A. (2020). INFOGRAFIK: Apa Itu Nine-Dash Line? Retrieved from https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/06/201739865/infografik-apa-itu-nine-dash-line
Caruso, S. (2022). What Is Barbiecore? Everything to Know About the Viral Fashion Trend Inspired by Barbie. Retrieved from https://people.com/style/barbiecore-fashion-trend-everything-to-know/
Ewe, K. & de Guzman, C. (2023). Barbie Won’t Be Banned in the Philippines Despite Controversy Over Fictional Map. Retrieved from https://time.com/6293650/barbie-ban-philippines-nine-dash-line/
Ulatowski, R. (2023). “Barbie” Movie Controversy Explained. Retrieved from https://www.themarysue.com/barbie-movie-controversy-explained/
Hosany, S. (2023). The marketing tricks that have kept Barbie’s brand alive for over 60 years. Retrieved from https://theconversation.com/the-marketing-tricks-that-have-kept-barbies-brand-alive-for-over-60-years-200844
Harlow, S. (2023). How are Gen Z and millennials driving nostalgia? Retrieved from https://blog.gwi.com/trends/nostalgia-trend/
Dias, V. (2023). This Barbie is a Marketing Genius: Unveiling the New Movie’s Phenomenon. Retrieved from https://rockcontent.com/blog/barbie-movie-marketing/
Radford, A. (2023). South China Sea: Philippines to allow Barbie movie but wants map blurred. Retrieved from https://www.bbc.com/news/world-asia-66173164
Bình luận